Kilatriau.id | Jakarta – Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi (Pemda Kuansing) bersama Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kuansing dan Panitia Pacu Jalur Tepian Narosa melakukan audiensi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia pada Senin, 30 Juni 2024, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Audiensi ini diterima langsung oleh Fransiskus Handoko, Asisten Deputi Strategi Event Kemenparekraf, yang menyambut hangat rombongan dari Kuansing di Ruang Rapat Kemenparekraf. Agenda utama pertemuan tersebut adalah pengajuan penetapan Tepian Narosa sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kuantan Singingi, Drs. Azhar, menjelaskan urgensi penataan kawasan Tepian Narosa yang setiap tahun menjadi lokasi utama pelaksanaan Festival Pacu Jalur, tradisi budaya masyarakat Kuansing yang mendunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jumlah penonton Pacu Jalur meningkat dari tahun ke tahun. Namun, daya dukung infrastruktur seperti Tangga Batu dan tribun swadaya masyarakat sudah tidak mencukupi, bahkan berada dalam kondisi yang perlu segera direnovasi. Tapi kami terbentur keterbatasan anggaran dan wewenang karena kawasan ini berada di DAS Sungai Indragiri, yang merupakan kewenangan pemerintah pusat,” ujar Azhar.
Dengan status KSPN, lanjut Azhar, penataan kawasan Tepian Narosa bisa dianggarkan melalui APBN, sekaligus memperkuat posisi Pacu Jalur sebagai ikon budaya nasional.
Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Kuansing, Datuk Seri Aherson, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penataan Kawasan Pacu Jalur, turut menyuarakan harapan masyarakat adat Kuansing kepada pemerintah pusat.
“Festival Pacu Jalur adalah festival budaya warisan nenek moyang yang layak dijaga dan dikembangkan. Sudah seharusnya pemerintah pusat memberi perhatian lebih melalui penetapan Tepian Narosa sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, demi keberlangsungan tradisi dan peningkatan fasilitas penyelenggaraan,” ungkap Datuk Seri Aherson.
Dalam kesempatan itu, Fransiskus Handoko dari Kemenparekraf menyampaikan apresiasi atas keunikan tradisi Pacu Jalur, yang dinilai memiliki potensi kuat untuk menarik wisatawan nusantara dan mancanegara.
Kemenparekraf, kata Handoko, berkomitmen mendampingi Pemda Kuansing dalam proses pengajuan KSPN dan koordinasi lintas kementerian. Ia juga menyambut baik diskusi lanjutan mengenai upaya mendaftarkan Pacu Jalur sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO, meskipun prosesnya panjang dan kompleks.
Audiensi ini menjadi langkah penting Pemda Kuansing untuk membuka jalan kerja sama lintas kementerian dan memperjuangkan pelestarian serta pengembangan budaya Pacu Jalur secara terstruktur. Dengan dukungan status KSPN, diharapkan Tepian Narosa tidak hanya menjadi pusat kegiatan tahunan, tetapi juga ikon pariwisata budaya nasional dan global.
“Inilah saatnya budaya kita naik kelas—bukan sekadar milik daerah, tapi menjadi kebanggaan Indonesia di mata dunia,” tutup Azhar.