Pacu Jalur Kuantan Singingi: Mengalir Abadi di Tengah Arus Zaman

- Admin

Rabu, 2 Juli 2025 - 14:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kilatriau.id | Kuantan Singingi – Di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, tetap mempertahankan denyut nadi tradisinya. Salah satu yang paling kuat mengakar dan tak pernah padam adalah Pacu Jalur — sebuah tradisi lomba mendayung perahu panjang yang bukan sekadar olahraga air, melainkan juga perwujudan identitas budaya, sejarah, dan semangat kolektif masyarakat Kuansing.

Pacu Jalur memiliki akar sejarah yang panjang, bermula sejak abad ke-17, ketika masyarakat Kuantan Singingi menggunakan jalur—perahu panjang tanpa mesin—sebagai sarana transportasi utama menyusuri Sungai Kuantan. Jalur digunakan untuk mengangkut hasil bumi, berpindah kampung, hingga menghadiri hajatan adat dan keagamaan.

Lambat laun, jalur bukan hanya sebagai alat angkut, tetapi menjadi simbol prestise kampung. Masing-masing nagori berlomba membuat jalur terbaiknya untuk diadu dalam ajang seremonial. Tradisi ini diformalisasi oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada awal abad ke-20 dan terus berkembang hingga kini sebagai festival budaya tahunan berskala nasional.

Lebih dari sekadar lomba, Pacu Jalur adalah simbol gotong royong, persatuan, dan semangat juang. Dalam satu jalur, terdapat 40 hingga 60 awak yang terdiri dari Tukang Onjai (penggoyang jalur), Timbo Ruang (komando), pendayung, hingga Tukang Tari. Kekuatan fisik saja tidak cukup—kekompakan dan keharmonisan tim adalah kunci kemenangan.

Nama-nama jalur pun mengandung makna filosofis dan doa yang dalam, seperti:

Jalur Panglimo Hitam Bintang Nagori
Sijontiak Lawik Pulau Tanamo
Rajo Bujang

dan banyak lagi lainnya—semuanya lahir dari inspirasi leluhur, sebagai bentuk penghormatan pada marwah kampung.

Puncak dari tradisi ini adalah Festival Pacu Jalur Nasional yang digelar setiap bulan Agustus di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI. Ribuan penonton dari dalam dan luar negeri datang menyaksikan kemegahan tradisi ini.

Lebih dari sekadar tontonan, Pacu Jalur kini telah menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat. UMKM lokal, penginapan, kuliner khas, hingga produk kerajinan rakyat ikut merasakan dampaknya.

Tak hanya itu, Pacu Jalur telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan kini tengah diusulkan ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Baca Juga :  Besok MUI Gelar Aksi Damai Solidaritas Palestina, H. Bakhtiar Saleh Mari Kita Ramaikan

Di era digital, semangat Pacu Jalur menemukan bentuk baru. Generasi muda mulai mempromosikan tradisi ini lewat media sosial, video dokumenter, animasi, hingga gim digital. Organisasi kepemudaan juga aktif menjadi sponsor dan bahkan memacu langsung jalur desa mereka sebagai bentuk regenerasi budaya.

Langkah-langkah ini menjadi jembatan antara kearifan lokal dan teknologi modern, tanpa meninggalkan akar nilai dan tradisi.

Pacu Jalur bukan hanya perlombaan, tapi juga roh budaya masyarakat Kuantan Singingi. Ia adalah identitas, kebanggaan, dan penyambung sejarah antar generasi.

“Tugas kita hari ini bukan sekadar melestarikan bentuk luarnya, tetapi juga menjaga ruh dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap kayuhan jalur,” ujar seorang tokoh adat di Teluk Kuantan.

Dengan semangat kolektif dan komitmen lintas generasi, Pacu Jalur akan terus mengalir, menjadi penjaga budaya dan kebanggaan Bumi Kuansing, di tengah dunia yang terus berubah.

Berita Terkait

Ribuan Warga Kuansing Meriahkan Jalan Santai dan Pembukaan Festival Pacu Jalur 2025
LAMR Kuansing Esok akan Gelar Penabalan Gelar Adat untuk Bupati dan Wakil Bupati
Momen Bersejarah: Ribuan PPPK Riau Resmi Dilantik, Haru Menyelimuti Stadion
Musyawarah Warga Sungai Jering Tetapkan Ramli alias Ujang Kilek Jadi Kepala Lingkungan III
Sertijab Kepala Desa Dusun Tuo, Itarto Haryono Resmi Pimpin Desa
46 Kepala Desa di Kuansing Resmi Perpanjang Masa Jabatan, Bupati Suhardiman Ingatkan Amanah Rakyat
Pemerintah Desa Jaya dan BUMDES Bersama Jaya : Tanam Jagung Dukung Ketahan Pangan Nasional
Ratusan Massa Hadiri Audiensi, Konflik Lahan RAPP di Kuansing Kian Menguat
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 10 Oktober 2025 - 18:54 WIB

Ribuan Warga Kuansing Meriahkan Jalan Santai dan Pembukaan Festival Pacu Jalur 2025

Jumat, 10 Oktober 2025 - 18:41 WIB

LAMR Kuansing Esok akan Gelar Penabalan Gelar Adat untuk Bupati dan Wakil Bupati

Selasa, 30 September 2025 - 07:40 WIB

Momen Bersejarah: Ribuan PPPK Riau Resmi Dilantik, Haru Menyelimuti Stadion

Senin, 29 September 2025 - 01:15 WIB

Musyawarah Warga Sungai Jering Tetapkan Ramli alias Ujang Kilek Jadi Kepala Lingkungan III

Kamis, 25 September 2025 - 18:15 WIB

Sertijab Kepala Desa Dusun Tuo, Itarto Haryono Resmi Pimpin Desa

Berita Terbaru